Senin, 21 Juli 2014

Menurut Pakar Finansial, "Jangan beli Unit Link, tapi PISAHKAN kalo mau beli Asuransi ya yang tradisional kalo Investasi Reksa Dana!!" Bagaimana pendapat ANDA ?

Bpk/Ibu, saya paham kekhawatiran anda, jika saat ini ada beberapa pakar mengatakan demikian. Namun ijinkan saya memberikan sedikit Informasi mengenai hal ini :

Mari kita asumsikan bahwa kita mengikuti saran pakar tadi, dengan memisahkan beli reksa dana dan Asuransi Tradisional/Stand alone.

Faktanya adalah :
Dengan membeli terpisah ada beberapa biaya dan Jumlah setoran yg harus anda perhatikan
1. Jumlah Setoran Premi  (untuk asuransi) yg harus anda bayar akan TINGGI/Besar, mengapa?
     Karena anda harus membeli per satu-satu Manfaat asuransi :
     Seperti
     - As. Kecelakaan
     - As. Kesehatan HI
     - As. Kesehatan HS
     - As. Kesehatan CI
     - AS. Cacat Total Tetap
     - dll
    Bayangkan anda harus membeli berapa Polis untuk semua kebutuhan proteksi anda?
    Belum lagi, anda haru bayar PREMI TIAP TAHUN SAMPAI AKHIR PROTEKSI

2. SETORAN untuk REKSA dana
    Berapa dana yg akan anda setorkan untuk reksa dana?
    Jika anda berfikir bahwa Reksa Dana TIDAK MENGANDUNG RISIKO??

    S T O P !!!!!
    Karena.....
    Reksa Dana atau istilah bahasa inggrisnya Mutual Fund adalah sarana investasi yang
    sederhana dimana setiap orang dengan tujuan investasi jangka panjang yang sama
    mengumpulkan dana mereka dengan Strategi POOLING dan DIVERSIVIKASI yang sama
    persis yang di lakukan di UNIT LINK (Asuransi).
Resiko investasi di Reksadana
1. Risiko Perubahan Kondisi Ekonomi dan Politik
    Indonesia menganut sistem ekonomi terbuka sangat rentan terhadap perubahan
    ekonomi internasional. Perubahan kondisi perekonomian dan politik di dalam maupun
    di luar negeri atau peraturan khususnya di bidang Pasar Uang dan Pasar Modal
    merupakan faktor yang dapat mempengaruhi kinerja perusahaan-perusahaan di 
    Indonesia, termasuk perusahaan-perusahaan yang tercatat di Bursa Efek
    di Indonesia, yang secara tidak langsung akan mempengaruhi kinerja portfolio
    Reksadana.

2. Risiko berkurangnya Nilai Unit Penyertaan
   Nilai Unit Penyertaan Reksadana dapat berfluktuasi akibat kenaikan atau penurunan
   Nilai Aktiva Bersih Reksa Dana.
   *  Penurunan dapat disebabkan oleh, antara lain:
   *  Perubahan harga Efek ekuitas dan Efek lainnya.
   *  Biaya-biaya yang dikenakan setiap kali pemodal melakukan pembelian dan
      penjualan.

3. Risiko Wanprestasi oleh Pihak-Pihak Terkait
    Risiko ini dapat terjadi apabila rekan usaha Manajer Investasi gagal memenuhi
    kewajibannya. Rekan usaha dapat termasuk tetapi tidak terbatas pada emiten, pialang,
    bank kustodian dan agen penjual.

4. Risiko Likuiditas
    Penjualan kembali (pelunasan) tergantung kepada likuiditas dari portfolio atau
    kemampuan dari Manajer Investasi untuk membeli kembali (melunasi) dengan
    menyediakan uang tunai.

5. Risiko Kehilangan Kesempatan Transaksi Investasi saat Pengajuan Klaim
    Asuransi

    Dalam hal terjadinya kerusakan atau kehilangan atas surat-surat berharga dan aset
    Reksa Dana yang disimpan di Bank Kustodian, Bank Kustodian dilindungi oleh
    asuransi yang akan menanggung biaya penggantian surat-surat berharga tersebut.
   Selama tenggang waktu penggantian tersebut, Manajer Investasi tidak dapat melakukan
    transaksi investasi atas surat-surat berharga tersebut, kehilangan kesempatan
   melakukan transaksi investasi ini dapat berpengaruh terhadap Nilai Aktiva Bersih per
   Unit Penyertaan.

Pertanyaan yang perlu dikaji ??

Apakah anda ingin menyetor DANA LEBIH BANYAK untuk manfaat yg sama atau anda ingin menyetorkan DANA LEBIH SEDIKIT untuk manfaat yg sama!

 

Asuransi Unit Link masih menjadi Strategi Jitu perencana KESIAPAN dana masa depan Nasabah di Indonesia Saat Ini.

 CP : Alexander Suharno 
          Lisensi : 14059374
          PIN BB. 766F877